Ikhtiar Memajukan Peternakan Kelinci Melalui Investasi dan Pemberdayaan
Sebelum masuk ke pembahasan tentang ternak kelinci, saya ingin
mengajak kita memakai landasan berpikir lebih mendasar dalam hal ini.
Mula-mula dalam melihat “ternak kelinci” kita mesti memakai dua
kombinasi pemikiran, yakni abstrak dan praktis. Keduanya sangat penting.
Sekalipun bidang usaha sangat didominasi oleh hal-hal yang pragmatis,
tetapi untuk menguasai komponen pragmatisme itu mestilah menguasai
abstraksi. Dengan paradigma yang baik, kita bisa melihat secara gamblang
ragam kerumitan yang terjadi di dalamnya. Karena alasan inilah setiap
kali saya ditanya bagaimana langkah awal budidaya kelinci mesti dijawab
melalui pendekatan analisa umum, baru kemudian menukik ke
masalah-masalah spesifik.
Kata potensi memang perlu didudukkan pada awal pembicaraan kelinci
karena memang disitulah ketertarikan kita semua: utamanya sebagai
pendulang uang, selainnya ialah alternatif untuk pemberdayaan masyarakat
desa, peluang bisnis dan selebihnya ialah untuk hobies. Tiada salah
kita meletakkan uang sebagai tujuan. Bahkan dalam banyak hal saya
menyarankan uang menjadi sasaran utama. Tetapi di sini paradigma tentang
uang juga mesti ditafsir secara tepat, yakni sebagai “efek” dari
kecanggihan kita mengolah potensi. Sebab sebesar apapun potensi dan
semudah apapun mengurus pekerjaan, jika tidak diolah (dikelola) secara
baik niscaya akan terlantar.
Dari kacamata kewirausahaan, setiap hal memang memiliki peluang
karena kelebihannya. Kelebihan kelinci diantaranya ialah kecepatan
reproduksi, cocok untuk usaha rakyat kecil, banyak manfaat, masih sangat
minim pemelihara dan pasar sangat luas terbuka. Bahkan kami punya
keyakinan, sampai beberapa tahun ke depan bisnis kelinci tiada butuh
persaingan. Dengan kata lain, dari sisi produksi bisa cepat, banyak
manfaat, bisa dikerjakan banyak orang, bisa dengan modal murah, dan
menjualnya pun ”mudah.”
Masalahnya kenapa selama ini terabaikan oleh masyarakat
kita?Pertanyaan ini perlu saya ajukan sebelum nanti kita kembali
membahas masalah mengelola potensi kelinci. Beberapa alasan sudah saya
sampaikan di Buku Ternak Uang (Nuansa Cendekia Juli 2009). Pertama,
masyarakat kita sudah jauh dari “ideologi” beternak maupun bertani.
Kedua, tidak memiliki lahan dan sarana pendukung, seperti pasokan
rumput, pengelolaan pakan dan lain sebagainya. Ketiga, kelinci impor
dengan model pemeliharaan modern untuk skala besar belum banyak
diketahui masyarakat.Tiga alasan dengan penjelasan lebih detail dalam
buku ternak uang tersebut saya kira sudah cukup untuk menjawab. Tetapi
ada baiknya saya tambahkan satu hal lagi, yakni bahwa ketidakseriusan
pemerintah dalam melihat peluang ini. Akan menjadi lain masalahnya
manakala pemerintah bersikap serius dan agresif seperti Cina dan Vietnam
di mana di kedua negara itu kini sudah merasakan potensi peluang usaha
kelinci, terutama di Cina.
Dua hal yang mendasar dari ketidakseriusan pemerintah itu diantaranya
ialah tidak melihat para peternak kelinci sebagai aset dan memberikan
insentif bibit unggul dan pemberdayaan secara serius. Bagaimanapun juga,
di mana pun juga, setiap usaha tidak sekedar butuh modal uang,
melainkan juga ilmu pengetahuan dan urusan pasar. Kalau kita selalu
melihat bahwa negara punya kewajiban mencerdaskan rakyatnya, maka di
sinilah terlihat jelas bagaimana peranan negara kita tidak nyambung.
Seolah-olah pendidikan hanya dalam ruang lingkup akademisi semata.
Hal ini sangat terasa manakala berbagai penemuan lapangan setiap kali
Pemerintah Daerah (Pemda) mengadakan pemberdayaan ternak kelinci hanya
difokuskan adalah insentif modal uang semata. Di Jawa Barat banyak
peternak hasil “pemberdayaan” Pemda gagal total karena ketidakseriusan
memperhatikan SDM.
Landasan Ilmu
Kembali ke soal peluang, maka sesungguhnya hal yang terpenting dari
maju dan tidaknya ternak kelinci secara modern (dari hulu ke hilir =dari
kandang ke pasar) sangat membutuhkan pasokan ilmu pengetahuan yang
kuat, motivasi yang handal serta komitmen menjadi usahawan kelinci
sejati. Pengalaman di lapangan membuktikan, bahwa kemiskinan ilmu
pengetahuan lebih berbahaya ketimbang kemiskinan materi (modal uang).
Kita harus mendudukkan bahwa kebodohan dan kemiskinan ini adalah ratai
kasar, belenggu, yang harus dilepaskan terlebih dahulu. Tetapi kalau
keduanya tidak bisa dilepaskan seketika, maka saya akan mengusulkan
lebih penting melepaskan belenggu kebodohan terlebih dahulu, baru
kemudian kita melepaskan kemiskinan.
Strategi konkretnya untuk meraih sukses sebuah peternakan di kalangan
kaum tani bisa kita mulai dengan pemberdayaan di beberapa orang,
maksimal 10 orang. Dari 10 orang ini saja mesti dibutuhkan leadership
yang handal. Jika tidak ada leader dari salahsatu peternak tersebut
dipastikan sulit berkembang karena biasanya dalam masa sulit peternak
pemula yang kurang tangguh sering gulung tikar. Dengan ada leader yang
kuat, diharapkan mereka yang gulung tidak tidak mempengaruhi peternak
lain yang belum berkembang bagus.
Dalam skala memulai usaha ternak bersama dengan jumlah lebih sedikit,
yakni 3-5 orang manajemen kontrol barangkali lebih mudah. Dengan pola
kecil merayap tetapi serius ini, diharapkan tingkat kerugian lebih
kecil. Manajemen ini saya ajukan sebagai pola konservatif, tetapi
memiliki resiko yang kecil. Memang sedikit agak lambat, tapi lebih aman.
Sedangkan bagi yang menginginkan gerakan lebih cepat saya ajukan usulan
untuk beternak sendiri terlebih dahulu selama satu sampai 1,5 tahun,
baru kemudian menularkan modal bibit ke peternak lain. Selama masa
setahun ini kita bisa menggaulkan orang terdekat untuk menimba ilmu
pengetahuan. Baru kemudian diseriuskan ke arah peternakan yang lebih
banyak dan dibesarkan.
Adapun untuk peternak yang memulai usaha untuk sendiri barangkali
lebih mudah karena tidak perlu memobilisasi ilmu kepada orang lain.
Ternak individu adalah langkah awal yang lebih efektif. Berniat sendiri,
bermodal sendiri, kreatif sendiri, menggembleng pemikiran dan etos
kerja sendiri adalah pilar dasar yang paling baik. Setelah kelak sukses
barulah kemudian ilmu pengetahuan dan pengalamannya ditularkan. Selama
tidak pelit dan memiliki semangat sosial yang tinggi, orang seperti ini
akan menjadi panutan banyak peternak lain, sebagai contoh adalah Asep
Sutisna, ketua Paguyuban Peternak Kelinci di Lembang Bandung atau Ren
Zuping dari China.
Kenapa ilmu pengetahuan menjadi penting?
Kita bisa berkaca pada dunia pertanian (tradisional) dan
agribisnis(wirausaha tani modern). Di sana memang terletak jurang
permodalan yang sangat besar, tetapi di luar modal sesungguhnya ilmu
pengetahuan menjadi pembeda yang paling substansial untuk menyatakan
bahwa pertanian itu identik dengan kemiskinan sementara agribisnis sarat
dengan kemakmuran dan stabilitas penghasilan. Dalam peternakan modern
(terkait dengan konsep domestifikasi ternak kelinci ini), maka kita pun
mesti berpikir demikian.
Kita sering berpikir bahwa memelihara kelinci itu mudah karena
masyarakat kita sudah terbiasa dengan kelinci. Logika itu sangat
menyesatkan karena kelinci umbaran terbukti tidak menghasilkan nilai
ekonomis yang baik. Di sini kita harus memperhatikan apa itu
domestifikasi peternakan. Beberapa hal yang penting ialah bahwa, pertama
perawatan kelinci secara domestik adalah memenjarakan kelinci (hewan
liar) dalam sebuah kehidupan yang sempit. Kita mesti memakai pola
kehidupan yang membuat kelinci benar-benar nyaman, senang dan kerasan,
terhindar dari stress sehingga mampu berproduksi secara baik.
Satu hal ini saja seringkali diabaikan. Terlihat di berbagai kandang
petani kebersihan, pasokan makanan dan kenyamanan sering diabaikan.
Karena itulah saya sering melihat kenyataan ini mengakibatkan tingkat
produktivitasnya rendah dibanding dengan peternak yang benar-benar
berilmu dan berpikir maju.
Kedua, dari berbagai praktik peternakan, ternyata mereka para
peternak yang bertahan lama memiliki rasionalitas dan etos kerja yang
baik. Rasionalitas dalam hal ini bukan semata diukur kecerdasan
akademik, melainkan lebih pada sikap sungguh-sungguh dalam belajar dan
serius menerapkan teori-teori sekaligus kreatif dalam mengatasi setiap
masalah, terutama dalam hal problem pakan dan kesehatan.
Jadi masalahnya bukan terletak pada bakat/waris atau tidaknya,
melainkan bagaimana bersungguh-sungguh dalam menerapkan paradigma ternak
yang berpijak pada ilmu ternak. Karena itu kalau bicara ideal tentang
pemberdayaan awal ternak di suatu desa yang belum memahami ternak
kelinci domestik mestinya akan lebih bagus jika dirintis lebih sedikit
orang tetapi dalam setahun kemudian mampu memproduksi banyak kelinci,
baik untuk bibit masyarakat sekitar maupun untuk pembukaan usaha pasca
panen.
Dengan kesuksesan satu orang itu saja, kita tidak butuh meyakinkan
secara lisan bahwa kelinci memiliki potensi. Masyarakat kita adalah
masyarakat berpikir empiris. Manakala diceritakan secara lisan maupun
tulisan mereka tidak akan yakin dan fatalnya jika melihat kesuksesan itu
secara fenomenologis, mereka menganggap diri mereka sudah mahir dan
langsung tancap gas. Akibatnya sering fatal. Tetapi manakala sudah
melihat secara empiris dalam kurun waktu yang cukup lama,
berbulan-bulan, dengan sendirinya mereka akan menyaksikan bagaimana
proses dan kesuksesan itu berjalan secara sebanding.
Rasanya memang tidak terlalu penting mengampanyekan potensi kelinci
kepada masyarakat secara terus-menerus. Sebab, kalaupun masyarakat
petani percaya dan langsung beternak, tidak banyak yang membuktikan
kesuksesan. Masalah-masalah yang membuat ternak gagal biasanya bukan
pada penjualan, melainkan pada level produksi, terutama mengatasi angka
kematian yang tinggi, rendahnya produktivitas dan di luar itu satu
masalah lagi ialah kurang seriusnya menjadi peternak.
Kekurang-seriusan menjadi peternak kelinci ini biasanya karena salah
dalam melihat kelinci sebagai hewan yang pemeliharaannya harus dibedakan
dengan ternak ayam, kambing dan sapi. Di sini soal mentalitas dan etos
kerja mesti diperhatikan sungguh-sungguh. Karena itu akan lebih penting
dan mendasar manakala kita memberikan bukti kepada masyarakat dengan
memperkuat satu dua peternak di daerah untuk kemudian menjadi leader
bagi warga sekitar, melebar hingga dua kecamatan. Kalau kelak kemajuan
sudah mencapai tahap yang lebih luas, di situ kita akan bicara tentang
pentingnya koperasi sebagai pilar dasar kebersamaan dalam menghadapi
problematika pasar.
Kebutuhan mendasar saat ini
1) Bibit unggul. Untuk kelinci pedaging jenis new Zealand dan Flemish
giant dan jenis kelinci lain sangat mendesak. Lebih utama kalau kita
mendapatkan bibit unggul langsung dari peternakan kelinci di Amerika,
atau Inggris.
Hal ini diperlukan supaya ada peremajaan induk dan dari sisi jenis
tetap terjaga sehingga para peternak bisa memilih keturunannya secara
lebih mudah. Jika ada sebuah peternakan untuk Induk barangkali akan
menjadi sentra indukan yang paling terkemuka saat ini dan itu sangat
bermanfaat bagi keberlangsungan peternak lain. Keuntungan dalam hal ini
sangat tinggi dan sangat potensial. Berhubung mengelola bibit sangat
butuh ilmu dan pengalaman yang baik maka disarankan agar dikelola oleh
peternak yang sudah handal. Soal keuntungan bisa dibaca di buku Ternak
Uang.
Masih terkait dengan potensi induk, seyogianya rintisan awal peternak
memperhatikan induk yang baik (sekalipun tidak impor). Hasil studi
penulis di beberapa daerah di Jawa Barat, keturunan yang kurang baik
sangat mempengaruhi tingkat produktivitas, jenis dan kualitas daging.
Karena itulah konsep leader yang saya bicarakan di atas tersebut sangat
berkaitan dengan kepemimpinan dalam induk berkualitas; sebab hal ini
akan terkait dengan kemajuan peternakan di sekitar kita.
2) Investasi. Indonesia masih terbilang miskin stok kelinci. Satu
sebab karena pemerintah belum memberikan insentif yang serius.
Pemerintah setiap tahun mengimpor bibit sapi dan domba, tetapi tak
pernah terdengar kabar mengimpor bibit kelinci. Kita hanya mendengar
pada tahun 1980 Presiden Soeharto mencarikan bantuan bibit kelinci
unggul kepada para peternak kelinci di kawasan Setiabudi melalui usaha
loby Ma’mur Suriaatmadja. Tetapi kalau berharap pada pemerintah terlalu
lama, sebaiknya memang peranan investasi swasta dengan modal besar
sangat dibutuhkan. Induk berkualitas sangat baik untuk melebarkan sayap
peternakan kelinci di berbagai daerah. Investasi bibit unggul ini selain
paling menguntungkan untuk saat ini (lihat potensi peluang usaha bibit
unggul di Buku Ternak Uang), juga sangat bermanfaat bagi peternak lain
supaya mereka mendapatkan bibit unggul yang baik. Karena itu saya
menyarankan secara terbuka pihak swasta bermodal besar untuk investasi
secepatnya kepada peternak handal.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
-
▼
2013
(17)
-
▼
Juli
(16)
- Emulator Java For Android
- Cara membuat char gembel avatar online
- Info Seputar Kelinci
- Cara Hack Facebook Dengan Phising / Fake Login
- Mumps Atau Penyakit Gondong
- Avatar : Create Your Own Wild 2.0.3
- Trik Membuat Status / Komen Kosong / Biru Di Facebook
- Cara Hapus Akun Fb Permanen
- Cara Membuat Auto Source Link
- 50 Info Unik Seputar Islam
- Manfaat Shalat Secara Fisik
- 10 MISTERI YANG BELUM TERPECAHKAN
- FAKTA UNIK TENTANG BULAN
- Mengapa Semut Berhenti Ketika Bertemu Semut Lainnya ?
- 10 FAKTA UNIK TENTANG BUMI
- FAKTA UNIK TENTANG BLACK HOLE
-
▼
Juli
(16)
Category
- Ensiklopedia Hewan & Tumbuhan (1)
- Fakta & Info Islami (2)
- Gaming (2)
- Hacking (1)
- Info & Fakta Unik (6)
- Kesehatan (1)
- Trik Blogging (1)
- Trik Facebook (2)
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Masukkan Kata Lunci Disini ...
Popular Posts
-
We Are To The Point 1. Masuk permainan 2. Daftar Seperti Biasa 3. Di Saat Memilih Kostum, Tinggalkan Saja, Dan Keluar Permainan 4. Masu...
-
Penyakit Mump atau penyakit gondong telah dilaporkan hampir di seluruh belahan dunia, demikian juga di Indonesia resiko anak terkena gond...
-
Selamat Malam Pemirsa Sekarang Saya Akan Membahas Tentang 'Semut Semut Kecil.. saya mau tanya...' eh eh eh... kok Mal...
-
- FAKTA UNIK TENTANG BLACK HOLE - Berita penting unik panas seru seputar black hole ini adalah rangkuman dari artikel-artikel unik yang a...
-
Ikhtiar Memajukan Peternakan Kelinci Melalui Investasi dan Pemberdayaan Sebelum masuk ke pembahasan tentang ternak kelinci, saya ingin me...
-
Status / Komen Biru --- > @@[0:[0:1:TEKS KAMU]] Status / Komen Blank ( Kosong ) --- > @@[0:[0:1: ]] Silahkan Dicoba :D
-
1. Gempa terkuat Sepanjang sejarah manusia, gempa terkuat yang pernah tercatat adalah 9,5 SR yang terjadi Chile pada 22 Mei 19...
-
Untuk merapikan kerumunan jutaan manusia di Masjidil Haram, Imam hanya bilang "Istawuu" yang maksudnya adalah "Luruskan bar...
-
Facebook merupakan situs jejaring sosial terpopuler di seluruh dunia, penggunanya pun tidak sedikit, namun bagi beberapa orang, facebook d...
Blogger templates
Labels
- Ensiklopedia Hewan & Tumbuhan (1)
- Fakta & Info Islami (2)
- Gaming (2)
- Hacking (1)
- Info & Fakta Unik (6)
- Kesehatan (1)
- Trik Blogging (1)
- Trik Facebook (2)
Labels
- Ensiklopedia Hewan & Tumbuhan (1)
- Fakta & Info Islami (2)
- Gaming (2)
- Hacking (1)
- Info & Fakta Unik (6)
- Kesehatan (1)
- Trik Blogging (1)
- Trik Facebook (2)
Archive
-
▼
2013
(17)
-
▼
Juli
(16)
- Emulator Java For Android
- Cara membuat char gembel avatar online
- Info Seputar Kelinci
- Cara Hack Facebook Dengan Phising / Fake Login
- Mumps Atau Penyakit Gondong
- Avatar : Create Your Own Wild 2.0.3
- Trik Membuat Status / Komen Kosong / Biru Di Facebook
- Cara Hapus Akun Fb Permanen
- Cara Membuat Auto Source Link
- 50 Info Unik Seputar Islam
- Manfaat Shalat Secara Fisik
- 10 MISTERI YANG BELUM TERPECAHKAN
- FAKTA UNIK TENTANG BULAN
- Mengapa Semut Berhenti Ketika Bertemu Semut Lainnya ?
- 10 FAKTA UNIK TENTANG BUMI
- FAKTA UNIK TENTANG BLACK HOLE
-
▼
Juli
(16)
0 komentar:
Posting Komentar